Menurut Cointelegraph: Bitcoin (BTC) berubah menjadi bearish pada 30 September, mencatatkan kenaikan bulanan sekitar 4% tetapi merosot lebih dari 11% pada kuartal ketiga (Q3). Dengan penutupan bulan dan kuartal yang tertunda, data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView menunjukkan perlambatan dalam aksi harga BTC.
Meskipun terjadi penurunan ini, Bitcoin menandai kinerja terkuatnya pada bulan September sejak 2016, menurut sumber pemantauan CoinGlass. Namun, laporan kuartal ini tidak begitu cerah, mengungkapkan depresiasi pasangan BTC/USD sebesar 11,5% pada saat penulisan. Saat jam-jam terakhir candle bulanan semakin dekat, para analis memperkirakan peristiwa penting di pasar.
Ada spekulasi apakah tren bulan September yang positif juga menghasilkan bulan Oktober, November, dan Desember yang menguntungkan akan terjadi tahun ini. Trader populer Jelle secara optimis memperkirakan kondisi yang membaik untuk Q4 dalam analisis hari sebelumnya, termasuk potensi lonjakan melewati $27.000 untuk pertama kalinya sejak awal Agustus.
Sementara itu, komentar dari salah satu pendiri Material Indicators, Keith Alan, memperingatkan potensi jebakan. Data buku pesanan BTC/USD di Binance menunjukkan pengelompokan likuiditas tawaran di sekitar $26,800, sementara penjual bersiap pada $27,500. Alan menyarankan agar berhati-hati agar tidak terjerumus ke dalam perangkap pasar yang diperburuk oleh volatilitas pasar aset tradisional yang akan datang akibat penutupan pemerintah AS yang akan terjadi.
Saat Bitcoin bersiap menghadapi penutupan candle bulanan, mingguan, dan harian, jalur selanjutnya masih belum pasti. Namun, analis seperti Daan Crypto Trades mengantisipasi kondisi yang lebih tenang menjelang awal minggu baru. Apakah harga spot BTC akan bereaksi terhadap harga pembukaan dan penutupan Bitcoin berjangka oleh CME Group masih harus dilihat – kejadian yang berulang di pasar kripto.
