Bank milik negara Jerman Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW) telah mengumumkan rencana untuk menerbitkan obligasi digital berbasis blockchain pertamanya.

Obligasi digital ini akan mematuhi peraturan yang diuraikan dalam Undang-Undang Sekuritas Elektronik Jerman (eWpG) dan dikategorikan sebagai sekuritas kripto, menurut siaran pers resmi yang dikeluarkan pada 6 Mei.

KfW Bank Bermitra Dengan Bank Jerman untuk Menerbitkan Obligasi Digital berbasis Blockchain

Obligasi digital menggunakan teknologi blockchain untuk menyimpan rincian dan kepemilikan obligasi pada buku besar digital yang aman dan transparan, yang memungkinkan pemrosesan penerbitan dan aktivitas perdagangan secara real-time. Namun, meskipun menggunakan teknologi blockchain terbaru, KfW mengatakan bahwa penyelesaian transaksi keuangan yang terkait dengan obligasi ini akan dilakukan melalui sistem pembayaran tradisional. Menurut pengumumannya, obligasi tersebut akan selesai pada musim panas 2024.

KfW memiliki beberapa mitra penting yang terlibat dalam proyek ini. Union Investment adalah investor utama untuk transaksi ini, dan pengetahuannya tentang sekuritas kripto sangat penting dalam mempersiapkan transaksi. Selanjutnya, sekelompok bookrunners akan menangani proses penerbitan dan berinteraksi dengan investor; grup ini akan terdiri dari DZ Bank, Deutsche Bank, LBBW, dan Bankhaus Metzler. Obligasi tersebut juga akan memiliki DZ Bank sebagai pemegang terdaftar kolektif, dengan Cashlink Technologies bertindak sebagai registrar sekuritas kripto.

Tim Armbruster, Bendahara KfW, mengatakan: “Tujuan awal menuju digitalisasi refinancing adalah untuk belajar dan dengan demikian mengidentifikasi potensi perbaikan.”

Konteks Dalam Tren Global

Pengumuman KfW ini merupakan salah satu rangkaian perkembangan di antara lembaga keuangan global untuk memasukkan teknologi blockchain ke dalam operasi keuangan tradisional. Perlu diketahui bahwa KfW Bank bukanlah bank pertama yang menerapkan obligasi digital. Pada tahun 2019, Bank of China menerbitkan obligasi berbasis blockchain senilai 20 miliar Renminbi ($2,8 miliar) untuk perusahaan blockchain berukuran kecil dan mikro. Santander juga mengumumkan obligasi blockchain end-to-end pertama di dunia pada tahun yang sama.

Selain itu, Societe Generale, bank terbesar ketiga di Perancis, dan HSBC juga memanfaatkan teknologi blockchain untuk ambisi tersebut pada bulan Desember tahun lalu. Societe Generale menerbitkan obligasi ramah lingkungan pertama di Ethereum, sementara HSBC berperan dalam penerbitan dan penyimpanan obligasi digital dan memperkenalkan layanan token Emas untuk pengecer di Hong Kong. KfW menyatakan dalam pengumumannya bahwa obligasi digital tidak akan ditawarkan atau dijual di AS karena pembatasan peraturan pasar.