Menurut U.Today, XRP, mata uang kripto yang populer, telah mengalami 'death cross' yang kedua pada tahun 2024, sebuah peristiwa teknis utama yang telah menarik perhatian para pedagang dan analis. Death cross adalah indikator bearish yang terjadi ketika rata-rata pergerakan jangka pendek, seperti rata-rata pergerakan 50 hari, melintasi di bawah rata-rata pergerakan jangka panjang, seperti rata-rata pergerakan 200 hari. Ini adalah kedua kalinya peristiwa serupa terjadi pada XRP pada tahun 2024, yang pertama terjadi pada akhir Januari.

Terlepas dari implikasi negatif dari death cross, sejarah XRP menunjukkan hasil yang berbeda. Setelah death cross pertama pada tahun 2024, XRP memasuki fase bottoming, diikuti oleh pemulihan yang membuat harganya mencapai level tertinggi $0.748 kira-kira tiga bulan kemudian. Pola ini menunjukkan bahwa harga mungkin sudah jenuh jual pada saat death cross muncul, sehingga menawarkan secercah harapan bagi investor yang bertanya-tanya apakah pola serupa akan terjadi setelah death cross kedua ini.

Pada saat penulisan, harga XRP turun 2.49% dalam 24 jam terakhir menjadi $0.494 karena pasar kripto yang lebih luas menghadapi tekanan jual menjelang pertemuan Federal Reserve. Pertemuan tersebut, yang dijadwalkan dimulai pada hari Selasa dan berakhir pada hari Rabu, diperkirakan akan menghasilkan keputusan suku bunga baru dan konferensi pers. Investor dengan cemas menunggu panduan mengenai prospek suku bunga, karena kekhawatiran mengenai kapan suku bunga akan diturunkan dan berapa banyak pemotongan yang mungkin terjadi pada tahun ini telah menjadi perhatian utama.

Prospek pasar saat ini menambah ketidakpastian tentang implikasi formasi death cross terhadap XRP. Jika penurunan terus berlanjut, support utama XRP berikutnya diperkirakan berada di $0,467, yang menjadi dasar bagi harga XRP untuk rebound dua kali pada bulan April. Sebaliknya, penembusan di atas rata-rata pergerakan harian 50 dan 200 mungkin merupakan tanda pertama kekuatan harga XRP.