Postingan Pejabat AS Dorong Pembebasan Eksekutif Binance dari Nigeria muncul pertama kali di Coinpedia Fintech News
Tigran Gambaryan, kepala kepatuhan kejahatan keuangan untuk Binance, telah terjebak dalam tahanan Nigeria sejak Februari 2024. Kunjungan tersebut, yang dimaksudkan untuk mengatasi kekhawatiran tentang keterlibatan Binance dalam masalah ekonomi Nigeria, berubah menjadi sesuatu yang jauh lebih serius. Gambaryan awalnya didakwa dengan penggelapan pajak dan pencucian uang, meskipun tuduhan pajak tersebut kemudian dibatalkan. Sekarang, negara Afrika dan Binance menariknya ke dalam tarik-menarik, membuat masa depannya tidak pasti.
Mengapa Penahanan Gambaryan Mengkhawatirkan
Kesehatan Gambaryan memburuk drastis sejak penahanannya. Ia terserang malaria, pneumonia, dan radang amandel. Selain itu, ia menderita herniasi diskus yang memerlukan operasi—operasi yang tidak dapat ia lakukan di penjara. Terkurung di kursi roda, eksekutif Binance tersebut tidak mendapatkan perawatan medis yang layak selama berbulan-bulan. Pengacaranya telah mengajukan beberapa permintaan jaminan, dengan alasan kondisinya yang memburuk, tetapi pengadilan Nigeria terus menolaknya.
Situasi ini telah mendorong jaksa agung AS, yang dipimpin oleh Sean Reyes dari Utah, untuk mengambil tindakan. Mereka telah mengirim surat kepada Presiden Joe Biden dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken, mendesak mereka untuk mengklasifikasikan Gambaryan sebagai sandera. Surat itu dengan muram membandingkan perlakuan terhadapnya dengan Otto Warmbier, mahasiswa Amerika yang meninggal secara tragis setelah ditahan di Korea Utara.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Penangkapan Gambaryan bermula dari tuduhan bahwa Binance mengganggu stabilitas mata uang lokal Nigeria. Sementara ekonomi Nigeria telah berjuang selama beberapa waktu—sebagian besar karena korupsi dan manajemen yang buruk—para pejabat telah menuding Binance, mencari seseorang untuk disalahkan. Gambaryan, bersama dengan seorang eksekutif Binance lainnya, menjadi sasaran empuk. Namun banyak pihak, termasuk anggota parlemen AS dan kelompok-kelompok kemanusiaan, berpendapat bahwa penahanannya tidak adil. Tuduhan terhadapnya tampak lebih seperti alasan untuk menahannya sebagai alat untuk melawan Binance.
Tim hukumnya, yang dipimpin oleh pengacara Mark Mordi, telah berjuang tanpa lelah untuk pembebasannya. Pada bulan September, pengadilan menunda keputusan tentang jaminannya, dan permohonan baru diajukan, kali ini menekankan kebutuhan mendesaknya akan perawatan medis. Namun sejauh ini, setiap upaya menemui jalan buntu.
Apa yang Diharapkan Selanjutnya
Sidang Gambaryan akan dilanjutkan pada tanggal 25 Oktober, tetapi dengan kesehatannya yang memburuk dan kurangnya pemeriksaan medis independen, sulit untuk memprediksi hasilnya. Pemerintah AS sebagian besar tetap bungkam, tetapi di balik layar, ada tanda-tanda bahwa upaya diplomatik diam-diam mungkin sedang berlangsung. Ketika tekanan meningkat, baik di Nigeria maupun Gedung Putih, semua mata tertuju pada bagaimana kasus ini akan terungkap.
Beberapa minggu ke depan bisa menjadi sangat penting dalam menentukan nasib Gambaryan, dan apakah pemerintah AS akan meningkatkan upayanya untuk menjamin pembebasannya.