Ripple, pemimpin dalam solusi pembayaran berbasis blockchain, telah bermitra dengan International Rescue Committee (IRC). Menurut sebuah posting di X, kemitraan ini akan memungkinkan Ripple untuk mengeksplorasi potensi teknologi blockchain dalam meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan. Kedua organisasi telah berkomitmen untuk menyumbangkan $1 juta guna memajukan tujuan mereka dalam meningkatkan bantuan tunai dan transfer dana di zona krisis.

Ripple dan IRC berencana untuk bekerja sama guna mengeksplorasi bagaimana RLUSD, stablecoin Ripple yang dikaitkan dengan dolar AS, dapat meningkatkan efisiensi transfer uang tunai selama keadaan darurat. Solusi pembayaran Ripple juga dapat mengurangi hambatan dalam transfer lintas batas. Hal ini memastikan bahwa bantuan menjangkau mereka yang paling membutuhkannya secara tepat waktu dan dapat diandalkan.

XRP Telah Ditambahkan ke MoonPay

Tanggal peluncuran RLUSD yang pasti masih belum pasti. Namun, komitmen Ripple dan IRC menandakan langkah yang menjanjikan menuju penggunaan blockchain dalam upaya kemanusiaan. Kemitraan ini mengakui aset digital dan blockchain sebagai alat yang ampuh untuk mengatasi tantangan global.

Dalam posting terpisah di X, mata uang kripto asli Ripple, XRP, telah mendapatkan integrasi resmi ke MoonPay, platform pembayaran kripto terkemuka. Pengguna kini dapat membeli, menyimpan, dan mengelola XRP mereka melalui akun MoonPay mereka. Khususnya, integrasi ini akan memudahkan pengguna untuk menggunakan XRP di berbagai platform. Ripple terus menggabungkan inovasi blockchain dengan aplikasi dunia nyata, mulai dari bantuan kemanusiaan hingga membuat mata uang kripto lebih mudah diakses.

Ripple Intensifkan Pengujian RLUSD Setelah Kemenangan SEC

Ripple memulai fase pengujiannya untuk RLUSD pada tanggal 9 Agustus. Sejauh ini, Ripple telah mencatat lebih dari 1200 pembakaran atau transfer RLUSD ke dompet yang tidak aktif. Sementara itu, CEO Ripple Brad Garlinghouse mengklarifikasi bahwa RLUSD belum menerima persetujuan regulasi. Ini berarti token tersebut tidak tersedia untuk pembelian atau perdagangan. Meskipun demikian, volume dan frekuensi pencetakan yang bervariasi menunjukkan bahwa Ripple sedang mengintensifkan upaya pengujiannya.

Monica Long, presiden Ripple, mengatakan dalam sebuah wawancara pada bulan Juni bahwa RLUSD memiliki potensi besar dalam solusi penyelesaian. Ia menyoroti bahwa token Ripple, XRP dan RLUSD, akan beroperasi secara independen, masing-masing menangani kasus penggunaan yang berbeda. Lonjakan aktivitas tersebut menyusul kemenangan Ripple dalam kasusnya yang sudah berlangsung lama terhadap Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).

Veteran Industri Memandu RLUSD Menuju Masa Depan

Baru-baru ini, Ripple mengumumkan pembentukan Dewan Penasihat RLUSD. Dewan ini terdiri dari para pakar industri yang akan memandu masuknya stablecoin ke pasar. Dewan tersebut meliputi mantan Ketua Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) AS Sheila Bair, David Puth, mantan CEO CENTRE Consortium, dan eksekutif JPMorgan. Chris Larsen, salah satu pendiri Ripple, adalah anggota dewan tersebut. Bersama-sama, mereka akan membantu membentuk strategi pertumbuhan dan adopsi RLUSD.

Demikian pula, Ripple mengungkapkan mitra barunya. Mereka termasuk Uphold, Bitstamp, Bitso, MoonPay, Independent Reserve, CoinMENA, dan Bullish. Perusahaan tersebut juga menyebutkan bahwa pembuat pasar B2C2 dan Keyrock akan mendukung likuiditas RLUSD, yang akan menjadi landasan peluncurannya.

Postingan Ripple dan IRC untuk Meningkatkan Bantuan Kemanusiaan dengan RLUSD muncul pertama kali di TheCoinrise.com.