Pada bulan Oktober 2024, kondisi perang di Timur Tengah, khususnya terkait konflik Israel dengan beberapa pihak seperti Hamas, Hizbullah, dan Houthi, menunjukkan eskalasi yang signifikan. Analisis mendalam terhadap situasi ini mengungkap beberapa poin penting:

1. Konflik Israel-Hamas: Sejak serangan lintas perbatasan besar-besaran oleh Hamas pada Oktober 2023, Israel telah memperluas operasinya di Jalur Gaza. Serangan udara Israel terus berlangsung, menargetkan infrastruktur militan, namun mengakibatkan kerugian besar pada warga sipil. Kondisi kemanusiaan di Gaza semakin buruk, dengan blokade yang memperparah akses terhadap bantuan medis dan pangan

2. Perang Proksi di Lebanon: Hizbullah, yang berbasis di Lebanon, turut terlibat dalam konflik dengan Israel. Pembunuhan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah, memperburuk ketegangan, dengan Hizbullah meningkatkan serangan terhadap Israel dari wilayah Lebanon. Ini menandai eskalasi signifikan yang dapat menyeret kawasan lebih dalam ke dalam perang besar-besaran. Intervensi pihak internasional, termasuk Amerika Serikat, berupaya untuk mencegah penyebaran konflik ini.

Baca Juga : Israel Menyerang Yaman : Fakta Terbaru dan Dampaknya pada Cryptocurrency

3. Serangan Houthi terhadap Israel: Di Yaman, kelompok Houthi yang didukung oleh Iran juga terlibat dalam perang ini. Houthi melancarkan serangan rudal balistik terhadap Israel sebagai pembalasan atas kematian Hassan Nasrallah dan dukungan Yaman terhadap Gaza. Israel merespons dengan serangan udara ke Hodeidah, Yaman, yang menargetkan infrastruktur milik Houthi dan fasilitas senjata yang diduga disuplai oleh Iran. Serangan ini menambah dimensi baru dalam perang, membawa konflik dari Palestina dan Lebanon ke Semenanjung Arab.

4. Peran Kekuatan Besar: Amerika Serikat telah meningkatkan kehadiran militernya di kawasan, terutama untuk mendukung Israel dan mencegah intervensi Iran yang lebih besar. Iran sendiri diduga memperkuat aliansi militernya dengan militan regional seperti Houthi dan Hizbullah. Meskipun begitu, Iran secara resmi belum mengirimkan pasukan langsung ke zona perang di Gaza atau Lebanon, namun keterlibatannya dalam mendukung sekutu-sekutunya terus menjadi isu yang sangat krusial.

Secara keseluruhan, perang yang berlangsung pada bulan Oktober 2024 di Timur Tengah semakin kompleks, dengan banyak pihak terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung. Konflik ini menggabungkan dimensi politik, militer, dan agama, dan bisa dengan mudah meluas menjadi perang regional yang lebih besar jika tidak ada intervensi diplomatik yang signifikan.

Dampak terhadap market kripto

Perang di Timur Tengah telah memberikan dampak signifikan pada pasar kripto di bulan Oktober 2024. Berikut adalah beberapa poin penting berdasarkan analisis pakar dan data terbaru:

1. Penurunan Harga Kripto: Harga Bitcoin dan ethereum mungkin akan turun jika pada bulan Oktober ini semakin memanas. Ketegangan geopolitik ini menyebabkan volatilitas tinggi di pasar kripto.

2. Likuidasi Aset: Para trader menghadapi kerugian besar akibat likuidasi posisi mereka selama penurunan pasar.

3. Volatilitas Pasar: Konflik ini meningkatkan volatilitas pasar kripto. Investor cenderung berhati-hati dan mengadopsi pendekatan "wait and see" karena ketidakpastian yang meningkat.

4. Harga Minyak: Lonjakan harga minyak akibat konflik ini juga menambah tekanan pada pasar kripto. Harga minyak yang lebih tinggi dapat memicu inflasi lebih lanjut, yang berdampak negatif pada aset digital.

5. Sentimen Pasar: Meskipun ada tekanan jangka pendek, beberapa pakar percaya bahwa pasar kripto memiliki ketahanan dalam menghadapi peristiwa geopolitik. Aset kripto mungkin akan memainkan peran penting selama masa gejolak geopolitik ini.



$BTC $EIGEN $HMSTR #TipsTradingFutures #CryptoExplorerFiesta #Binance