Baru-baru ini, berita bahwa negara tersebut akan mencabut larangan cryptocurrency pada kuartal keempat tahun 2024 telah menyebabkan keributan di komunitas cryptocurrency. Kabar tersebut pertama kali diungkap oleh General Manager Galaxy Digital Mike Novogratz, yang mengaku telah mendengar dua laporan serupa dalam beberapa pekan terakhir dan mengatakan jika benar maka ini akan menjadi titik balik besar bagi dunia cryptocurrency.
Melihat kembali sejarah, negara ini pernah menjadi pusat penambangan dan perdagangan mata uang kripto, namun pemerintah mengambil sikap keras terhadap industri ini. Sejak tahun 2013, negara tersebut telah melarang lembaga keuangan untuk berpartisipasi dalam transaksi Bitcoin, dan kemudian memperkenalkan serangkaian tindakan peraturan, seperti melarang penawaran koin perdana (ICO) dan menutup bursa domestik pada tahun 2017, dan kemudian sepenuhnya melarang penambangan mata uang kripto pada tahun 2021. dan transaksi terkait, tindakan ini telah menyebabkan fluktuasi hebat pada nilai pasar dan harga Bitcoin.
Namun, meskipun ada peraturan yang ketat, permintaan mata uang kripto dalam negeri tetap kuat. Banyak pengguna terus berpartisipasi dalam transaksi melalui saluran seperti bursa luar negeri dan pasar bawah tanah, dan Tiongkok masih menempati posisi terdepan global dalam penambangan Bitcoin dan aktivitas kripto lainnya. Beberapa analis percaya bahwa pemerintah dalam negeri mungkin sedang mengevaluasi kebutuhan pasar dan mengkaji ulang pendiriannya terhadap mata uang kripto.
Pencabutan larangan tersebut dapat menjadi bagian dari strategi yang lebih luas untuk merangkul teknologi blockchain dan aset digital. Jika negara tersebut kembali ke pasar mata uang kripto, hal ini dapat memicu peningkatan tajam di pasar, sekaligus mengkonsolidasikan posisinya di bidang teknologi keuangan global dan meningkatkan kemampuan perdagangan internasionalnya.
Komunitas cryptocurrency memiliki reaksi beragam terhadap berita tersebut. Mereka yang optimis percaya bahwa pencabutan larangan tersebut menunjukkan bahwa negara tersebut menyadari peran penambangan Bitcoin dalam menyeimbangkan jaringan listrik, meningkatkan ketahanan beban puncak, dan potensi manfaat energi terbarukan. Penelitian berkelanjutan yang dilakukan pemerintah dalam negeri terhadap mata uang digital, renminbi digital, juga menunjukkan fokusnya yang berkelanjutan pada bidang mata uang kripto.
Mereka yang pesimis khawatir bahwa mata uang kripto akan semakin mengintensifkan demokratisasi keuangan dan dapat memicu pelarian modal serta mengancam stabilitas keuangan. Mengingat situasi ekonomi saat ini dan nilai tukar RMB, kemungkinan pencabutan larangan dalam jangka pendek dianggap kecil. Namun, beberapa pihak berpendapat bahwa sikap positif Hong Kong terhadap mata uang kripto mungkin menandakan adanya penyesuaian terhadap kebijakan dalam negeri di masa depan.
Singkatnya, kebijakan dalam negeri mengenai mata uang kripto selalu menjadi fokus industri. Meskipun keaslian berita pencabutan larangan tersebut diragukan, status Tiongkok sebagai pemain “tersembunyi” dalam industri mata uang kripto dan potensi dampak dari arah kebijakannya masih patut mendapat perhatian besar dari dunia. Kedepannya, kita akan menunggu dan melihat apakah Tiongkok akan menjadi babak baru di bidang cryptocurrency.
Artikel ini adalah analisis pribadi dan tidak mewakili opini investasi apa pun