📢 CEO Telegram akhirnya dibebaskan dengan jaminan, namun kebebasan bepergiannya dibatasi!
📰 Kabar terkini, CEO Telegram Pavel Durov telah dibebaskan setelah membayar uang jaminan sebesar 5 juta euro, namun ia masih dalam pengawasan hukum dan dilarang bepergian dengan bebas. Dia saat ini dilarang meninggalkan Prancis dan diharuskan melapor ke polisi dua kali seminggu.
🚫 Durov saat ini berada dalam situasi yang sangat serius, menghadapi 6 dakwaan resmi dari Pengadilan Paris, terutama terkait dengan platform online yang ia kelola dan aktivitas perdagangan ilegal yang dituduh mempromosikan kelompok kejahatan terorganisir. Selain itu, ia didakwa melakukan pencucian uang dan menolak memberikan informasi penting kepada lembaga penegak hukum.
🔍 Durov dikatakan belum pernah menanggapi permintaan hukum dari organisasi anti-kejahatan Prancis JUNALCO, yang sedang menyelidiki kasus-kasus serius yang melibatkan perdagangan narkoba, konten seksual anak-anak, dan penipuan yang melibatkan Telegram. Karena kurangnya tanggapan Durov, JUNALCO kini menyelidiki kemungkinan pertanggungjawaban pidananya.
👀 Sementara itu, lembaga penegak hukum Prancis, termasuk Center to Combat Digital Crime (C3N) dan National Customs Office Against Fraud (ONAF), akan terus melakukan penyelidikan mendalam terhadap kasus ini. Jaksa Perancis mengungkapkan bahwa ruang lingkup penyelidikan dapat diperluas untuk mencakup isu-isu seperti kegagalan Telegram mendaftarkan layanan komunikasi terenkripsinya ke pemerintah Perancis.
🆘 Durov selalu terkenal karena membela kebebasan berpendapat dan menentang sensor konten, tetapi dia juga telah dikritik oleh organisasi keselamatan anak. Mereka percaya bahwa Telegram telah menjadi sarang pelecehan seksual terhadap anak-anak dan tidak cukup bekerja sama dalam tindakan keras tersebut ditangkap Penangkapan, akan ada lebih banyak tempat yang perlu bekerja sama dalam penyelidikan di masa depan.
🚨 Namun, penangkapan Durov memicu reaksi keras dari para pendukung kebebasan berpendapat dan komunitas teknologi. Banyak yang memandang penangkapan tersebut sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan mempertanyakan apakah para pemimpin platform media sosial lain juga harus bertanggung jawab atas pelanggaran yang terjadi di platform mereka.
🇫🇷 Meskipun beberapa orang percaya bahwa ini adalah upaya otoritas Prancis untuk mengontrol komunikasi Telegram, Presiden Prancis Macron telah secara terbuka mengklarifikasi bahwa penangkapan Durov didasarkan pada prosedur peradilan dan tidak bermotif politik.
💬 Pada saat yang sama, untuk mendukung Durov, komunitas TON mendirikan DAO untuk memperjuangkan kebebasannya dan mengeluarkan surat terbuka yang menyerukan pembebasannya.
Apa pendapat Anda tentang rangkaian acara ini?Bagikan pandangan Anda di bagian komentar!
#Telegram #Durov #言论自由 #司法监督