DAO melakukan transformasi tata kelola, namun mereka menghadapi tantangan. Konsentrasi token dan penjaga gerbang menghambat visi pengambilan keputusan yang terdesentralisasi. Penjaga gerbang mengontrol akses terhadap pengambilan keputusan, sehingga merusak cita-cita demokrasi DAO. Untuk mengatasi tantangan ini, solusi seperti distribusi token yang adil, mekanisme anti-sybil, model tata kelola yang progresif, serta kampanye pendidikan dan kesadaran sangatlah penting. Distribusi token yang adil memastikan kepemilikan yang lebih luas, sementara mekanisme yang tahan sybil mencegah hak suara yang berlebihan. Model tata kelola progresif menghargai keahlian dan partisipasi aktif, lebih dari sekadar kepemilikan token. Pendidikan dan kesadaran memberdayakan masyarakat untuk mengatasi ketidakseimbangan kekuasaan. Dengan menerapkan solusi ini, DAO dapat mendorong inklusivitas dan benar-benar membentuk kembali tata kelola.