Dalam peristiwa baru-baru ini yang telah menggerakkan sektor fintech dan mata uang kripto, Copper, sebuah perusahaan penyimpanan kripto terkemuka, menjadi pusat kontroversi menyusul peristiwa sushi yang telah banyak dikritik karena ketidakpekaan dan kurangnya penilaian. Acara tersebut, yang melibatkan penyajian sushi di tubuh para model yang mengenakan bodysuit tipis, telah menyebabkan Copper mengeluarkan permintaan maaf publik dan mengumumkan dimulainya tinjauan internal untuk menilai kembali persetujuan acara dan proses sponsorship.

Kemarahan publik dan permintaan maaf

Acara yang diselenggarakan di hotel mewah Mandrake di London ini dimaksudkan untuk menjadi pengalaman mendalam yang melibatkan kelima indera, menurut materi promosi. Namun, eksekusi tersebut, yang melibatkan penggunaan tubuh manusia sebagai piring saji sushi, langsung memicu reaksi balik dari para hadirin dan masyarakat luas. Para kritikus mengecam acara tersebut sebagai acara yang objektif dan merendahkan, dengan alasan bahwa acara tersebut tidak sejalan dengan standar profesional dan etika yang diharapkan dari acara perusahaan, terutama di sektor teknologi dan keuangan yang progresif.

Menanggapi kritik yang berkembang, Copper mengeluarkan pernyataan yang menyatakan penyesalan atas insiden tersebut. “Kami tidak melakukan hal ini dengan benar,” aku perusahaan tersebut, mengakui pelanggaran yang disebabkan oleh aspek-aspek tertentu dari peristiwa tersebut. Pernyataan tersebut menekankan bahwa peristiwa kontroversial tersebut tidak mencerminkan nilai-nilai perusahaan Copper, dan menyoroti komitmen perusahaan untuk melakukan tinjauan internal. Kajian ini akan fokus pada proses persetujuan acara dan pengaturan sponsorship, serta evaluasi keseluruhan nilai dan dampak acara tersebut terhadap reputasi dan etos perusahaan.

Tinjauan internal Copper dan langkah-langkah di masa depan

Keputusan Copper untuk melakukan tinjauan internal menandakan langkah penting dalam mengatasi dampak peristiwa tersebut dan mencegah insiden serupa di masa depan. Tinjauan ini bertujuan untuk meneliti protokol yang ada untuk persetujuan dan sponsorship acara, memastikan bahwa protokol tersebut sejalan dengan nilai-nilai perusahaan dan harapan klien serta komunitas yang lebih luas. Copper, yang diketuai oleh mantan kanselir Inggris Lord Philip Hammond dan didirikan pada tahun 2018, melayani klien yang canggih, termasuk dana lindung nilai, rumah dagang, dan investor institusi. Terlepas dari keunggulannya dalam bidang penyimpanan kripto, perusahaan tersebut belum mendapatkan persetujuan peraturan dari Otoritas Perilaku Keuangan (Financial Conduct Authority), sehingga menambah lapisan kompleksitas pada tantangan operasionalnya.

Perusahaan tersebut juga mengindikasikan bahwa ada pihak ketiga yang menyelenggarakan acara kontroversial tersebut, yang menunjukkan kemungkinan adanya kekeliruan atau ketidakselarasan dalam proses pemeriksaan bagi mitra eksternal dan penyelenggara acara. Pengungkapan ini menggarisbawahi pentingnya uji tuntas yang ketat dan penyelarasan nilai-nilai ketika melakukan outsourcing pengelolaan acara, terutama untuk acara yang dimaksudkan untuk mewakili perusahaan dan mereknya.

Merefleksikan nilai-nilai perusahaan dan standar industri

Insiden ini telah memicu diskusi yang lebih luas dalam industri fintech dan mata uang kripto mengenai tanggung jawab perusahaan, standar etika, dan pentingnya menyelaraskan tindakan perusahaan dengan nilai-nilai yang dinyatakan. Ketika perusahaan-perusahaan di sektor ini berupaya untuk berinovasi dan mendobrak batasan, acara Copper sushi berfungsi sebagai pengingat akan perlunya kepekaan, inklusivitas, dan rasa hormat dalam semua aspek perilaku perusahaan.

Permintaan maaf publik Copper dan komitmennya terhadap tinjauan internal telah diterima sebagai langkah awal yang positif menuju perbaikan dan akuntabilitas. Namun, efektivitas langkah-langkah ini pada akhirnya akan dinilai berdasarkan kemampuan perusahaan untuk menerapkan perubahan yang berarti dan memastikan bahwa acara dan kemitraan di masa depan mencerminkan nilai-nilai perusahaan dan menghormati individu.

Kontroversi ini juga menyoroti perubahan ekspektasi terhadap perilaku perusahaan, terutama di industri yang berada di garis depan dalam inovasi teknologi dan keuangan. Saat perusahaan menghadapi kompleksitas pertumbuhan, inovasi, dan pengawasan publik, insiden Copper berfungsi sebagai kisah peringatan tentang pentingnya pertimbangan etis dan potensi dampak dari pengawasan atau kesalahan penilaian dalam acara dan sponsorship perusahaan.

Kesimpulan

Pengalaman Copper dengan bencana acara sushi menggarisbawahi keseimbangan antara perencanaan acara yang inovatif dan pemeliharaan standar etika dan nilai-nilai perusahaan. Saat perusahaan memulai tinjauan internal dan berupaya membangun kembali reputasinya, industri yang lebih luas akan mengawasi dengan cermat, dan berpotensi mengambil petunjuk tentang cara menyelaraskan tindakan perusahaan dengan nilai-nilai yang mereka junjung tinggi.