Dalam sejarah sejarah mata uang kripto, ada banyak penipuan dan skandal yang meninggalkan bekas hitam di industri ini. Namun, tidak ada yang lebih monumental dan dahsyat seperti runtuhnya Gunung Gox, yang pernah menjadi tempat pertukaran Bitcoin terbesar di dunia. Kisah Gunung Gox adalah salah satu penipuan, salah urus, dan pencurian, yang menyebabkan hilangnya lebih dari 850.000 Bitcoin dan kehancuran finansial ribuan investor.

Didirikan pada tahun 2010 oleh Jed McCaleb, Mt. Gox awalnya dimulai sebagai platform untuk memperdagangkan kartu Magic: The Gathering Online (oleh karena itu dinamakan "Mt. Gox" – Magic The Gathering Online eXchange). Namun, dengan cepat berubah menjadi pertukaran Bitcoin, dan pada tahun 2013, ia menangani lebih dari 70% dari seluruh transaksi Bitcoin di seluruh dunia. Dengan pesatnya peningkatan popularitas dan nilai Bitcoin, Mt. Gox menjadi platform pilihan untuk perdagangan mata uang kripto, dan mengumpulkan pendapatan jutaan dolar.

Namun, keberhasilan Mt. Gox hanya berumur pendek, karena pertukaran tersebut terganggu oleh masalah teknis, pelanggaran keamanan, dan masalah peraturan. Pada tahun 2011, seorang peretas mengeksploitasi kerentanan keamanan dan mencuri 2.609 Bitcoin. Pada tahun 2013, pemerintah AS menyita $5 juta dari rekening bank perusahaan tersebut karena menjalankan bisnis pengiriman uang tanpa izin. Meskipun mengalami kemunduran, Mt. Gox terus beroperasi, tampaknya tidak terpengaruh oleh permasalahan yang semakin meningkat.

Awal dari akhir Mt. Gox terjadi pada bulan Februari 2014, ketika bursa menghentikan semua penarikan Bitcoin, dengan alasan masalah teknis. Langkah ini memicu kepanikan di kalangan pengguna, karena mereka mengkhawatirkan keamanan investasi mereka. Seiring berjalannya waktu, masalah Mt. Gox semakin memburuk, dengan perusahaan akhirnya mengakui bahwa mereka telah kehilangan lebih dari 850.000 Bitcoin (bernilai sekitar $450 juta pada saat itu) karena pelanggaran keamanan yang sudah berlangsung lama.

Pengungkapan pencurian besar-besaran ini mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh komunitas mata uang kripto, ketika para investor bergegas untuk menerima besarnya kerugian yang ditimbulkan. Harga Bitcoin anjlok, dan kepercayaan terhadap industri yang baru lahir ini sangat terguncang. Lebih buruk lagi, diketahui bahwa CEO bursa, Mark Karpelès, telah menggunakan dana pelanggan untuk menutupi biaya operasional Mt. Gox dan pengeluaran pribadinya.

Dampak dari skandal Mt. Gox sangat besar, dengan ribuan investor kehilangan tabungan hidup mereka dan reputasi seluruh industri mata uang kripto terkena dampak yang signifikan. Pada tahun-tahun setelah keruntuhan, banyak tuntutan hukum diajukan terhadap Karpelès dan Mt. Gox, dan mantan CEO tersebut akhirnya ditangkap di Jepang pada tahun 2015.

Pada tahun 2019, Karpelès dinyatakan bersalah karena merusak catatan keuangan dan menerima hukuman percobaan. Namun, ia dibebaskan dari tuduhan penggelapan yang lebih berat, yang membuat marah para investor yang ditipu. Adapun Bitcoin yang hilang, hanya sebagian kecil yang berhasil ditemukan, dan sebagian besar masih belum ditemukan.

Skandal Gunung Gox berfungsi sebagai kisah peringatan bagi industri mata uang kripto, menyoroti pentingnya langkah-langkah keamanan yang kuat dan pengawasan peraturan. Meskipun industri ini telah berkembang pesat sejak zaman Mt. Gox, pelajaran yang didapat dari penipuan terbesar dalam sejarah Bitcoin tidak boleh dilupakan. Kisah Gunung Gox adalah pengingat akan potensi risiko yang terkait dengan investasi mata uang kripto, dan perlunya kewaspadaan dan uji tuntas dalam mengejar kesuksesan finansial.