Menurut Foresight News, polisi Beijing dan Administrasi Devisa Negara cabang Beijing baru-baru ini memecahkan serangkaian kasus yang melibatkan mata uang virtual, yang jumlahnya melebihi 2 miliar yuan. Kasus-kasus tersebut tersebar di 15 provinsi dan kota termasuk Beijing, Shanghai, dan Zhejiang. Polisi menerima informasi bahwa seseorang menggunakan web gelap dan mata uang virtual untuk mengirimkan informasi dan melakukan transaksi mata uang virtual, terutama penjualan ilegal berbagai jenis informasi pribadi warga negara Tiongkok. Lebih lanjut, polisi menemukan tersangka Yan melakukan seluruh penyelesaian transaksi dalam mata uang virtual selama proses penjualan informasi warga. Jumlah yang diperlukan dalam konversi mata uang virtual menjadi uang tunai sangatlah besar.

Setelah penyelidikan mendalam, fakta kejahatan yang dilakukan oleh Lin, anggota bank bawah tanah, dan Yan, yang secara ilegal menjual informasi warga, berangsur-angsur menjadi jelas. Pada Desember 2023, polisi mengambil tindakan serentak di Wenzhou, Nanjing, Beijing, dan Harbin, menangkap seluruh tersangka yang terlibat dalam kasus tersebut. Polisi menyita lebih dari 20 perangkat elektronik dan lebih dari 30 kartu bank yang digunakan untuk kegiatan ilegal di tempat kejadian. Setelah dihitung, kasus tersebut melibatkan dana melebihi 2 miliar yuan, dan lebih dari 10 dompet mata uang virtual digunakan untuk transaksi ilegal.

Tim Investigasi Kejahatan Ekonomi dari Biro Keamanan Publik Beijing menyatakan bahwa di Tiongkok, aktivitas bisnis terkait mata uang virtual dianggap sebagai aktivitas keuangan ilegal. Menggunakan mata uang virtual sebagai media transaksi lintas batas dan melakukan pertukaran mata uang asing dan RMB ilegal semuanya dianggap sebagai aktivitas perdagangan mata uang asing ilegal.