Bagaimana Dampak NFT terhadap Lingkungan?

2022-02-07

Poin Pembelajaran

  • Teknologi di balik NFT memiliki tenaga besar dalam penggunaannya, meskipun muncul beberapa pertanyaan mengenai dampak lingkungan yang ditimbulkan. Beberapa NFT beroperasi pada mekanisme Proof-of-Work (PoW) dengan daya intensif, tetapi banyak juga NFT telah dibuat di bawah model Proof-of-Stake (PoS) yang lebih ramah lingkungan. 

  • Jejak karbon NFT belum terbukti secara statistik. Transaksi Blockchain yang terkait dengan NFT tidak dalam volume tinggi dan tidak dapat dibandingkan dengan emisi karbon yang dihasilkan dari transportasi, logistik, dan industri yang digunakan dalam produksi karya seni fisik.

  • Semua kemajuan teknologi memiliki dampak lingkungan, tetapi teknologi dasarnya meningkat dan menjadi lebih efisien serta ramah lingkungan dari waktu ke waktu.

Pertumbuhan pasar NFT dalam beberapa bulan terakhir berujung pada meningkatnya pembicaraan terkait dampak lingkungan dari aktivitas berbasis blockchain tersebut. Persoalan terbesar ini termasuk tuduhan bahwa NFT menghasilkan emisi karbon tinggi karena diproduksi menggunakan blockchain Proof-of-Work (PoW) dengan daya yang intensif seperti Bitcoin dan Ethereum.

Namun, NFT lebih dari sekadar dampak lingkungan, karena tidak semua NFT didukung oleh model PoW dan banyak NFT yang memiliki potensi besar dalam membentuk dunia modern. Oleh karena itu, perlu untuk mencapai keseimbangan antara kemajuan teknologi dan ketahanan lingkungan tatkala mempertimbangkan manfaat nyata yang diperoleh dari NFT bagi masyarakat dan ekonomi global.

Mengapa NFT Mengeluarkan Karbon?

Non-Fungible Token (NFT) sebagian besar dikeluarkan di jaringan PoW dan yang terbesar diantaranya adalah Ethereum. Jaringan semacam itu bergantung pada mining koin, yaitu membutuhkan energi dalam jumlah besar untuk melakukan perhitungan rumit menggunakan komputer canggih dan perangkat keras mining khusus. Peralatan tersebut membutuhkan banyak daya dan menghasilkan panas dalam jumlah besar, dan ini menghasilkan emisi karbon.

Jika dalam arti absolut, hosting apa pun pada teknologi blockchain akan menghasilkan karbon. Namun, mengingat popularitas yang diterima oleh banyak NFT karena liputan media yang telah banyak mengaitkan dengan aktivitas energi secara intensif dan emisi karbon.

Apakah NFT Memiliki Hubungan Sebab-akibat Langsung Dengan Emisi Karbon?

NFT kemungkinan besar tidak memiliki hubungan kausal atau sebab-akibat langsung dengan emisi karbon.

Alasan pertama adalah bahwa NFT memanfaatkan blockchain yang ada seperti Bitcoin dan Ethereum, yang dijalankan pada algoritme konsensus PoW dan membutuhkan energi yang sangat besar. Listrik digunakan untuk menjalankan perangkat keras mining dan mendinginkannya. Sebagian besar fasilitas mining masih berbasis di Tiongkok, yang mana sangat bergantung pada batu bara dan bahan bakar fosil lainnya untuk produksi energi.

Alasan lainnya adalah sensasi seputar NFT yang telah menarik lebih banyak orang ke jaringan Ethereum. Pelaku pasar baru ini membeli lebih banyak ETH, ini menyebabkan meningkatkan penggunaan jaringan dan mendorong lebih banyak emisi CO2. Makin banyak blockchain digunakan, makin banyak energi yang dibutuhkan. 

Dari sudut pandang teknologi, tuduhan tersebut benar, tetapi tidak mungkin ada jumlah pasti yang tercapai dari emisi CO2 yang dihasilkan dari transaksi NFT. Alasannya, kurangnya data statistik dan fakta bahwa NFT merupakan bagian kecil dari semua penggunaan blockchain.

Dampak NFT terhadap Lingkungan, Dibandingkan dengan Seni Tradisional

Jika emisi CO2 harus dijadikan patokan untuk mengevaluasi dampak lingkungan dari NFT, maka bentuk-bentuk seni yang berwujud telah ada jauh lebih lama dan memberikan dampak yang lebih berat pada lingkungan.

Bentuk fisik seni memerlukan sarana produksi yang melibatkan industri kimia, ekstraksi bijih, pengolahan logam mulia dan kayu, pengangkutan, dan masih banyak lagi aktivitas dengan energi insentif lainnya. Angka-angka yang terlibat dalam dampak lingkungan dari seni tradisional tersebut juga jauh lebih sulit untuk dihitung karena tidak ada data khusus terkait karya seni kecuali statistik sementara.

Meskipun kita hanya mempertimbangkan keterlibatan dari satu industri dalam membuat dan mendistribusikan seni tradisional, jejak karbon dari kegiatan ini juga cukup besar. Misalnya, mari kita pertimbangkan logistik global sebagai bagian dari seni tradisional. Tidak seperti karya seni fisik, NFT tidak perlu diangkut, karena bentuknya digital dan dapat dikirim secara instan pada sebagian kecil dari jejak karbon yang dimiliki pesawat atau truk kargo saat mengangkut lukisan atau patung. Dalam hal ini, pengiriman bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menciptakan seni juga ikut berperan, karena logistik dan transportasi adalah penghasil emisi karbon terbesar di planet ini.

Tujuan akhir dari menilai dampak lingkungan adalah selalu untuk menurunkan jejak karbon. Secara statistik, dalam beberapa kasus, karya seni NFT mungkin memiliki emisi yang lebih rendah daripada karya fisik, bahkan saat menggunakan blockchain PoW.

Proof-of-Stake (PoS) Dan Perannya dalam Mengurangi Emisi Terkait NFT

Bertentangan dengan beberapa tuduhan, banyak NFT dibuat di blockchain dengan model Proof-of-Stake (PoS) yang justru tidak boros energi, karena tidak mengharuskan tiap miner untuk memelihara peralatan mining mereka sendiri. Sebaliknya, PoS hanya membutuhkan sejumlah node kuat yang terbatas untuk menjalankan jaringan dengan memvalidasi transaksi setelah menerima jumlah staking yang diperlukan dari pemilik koin sebagai vesting kepercayaan.

Dengan tidak menggunakan fasilitas mining raksasa, model PoS secara umum diakui lebih ramah lingkungan daripada PoW. Selain itu, jaringan PoS dianggap lebih menguntungkan, karena memberikan pendapatan pasif melalui DeFi. Banyak Marketplace dan kreator NFT bermigrasi ke jaringan PoS. Bahkan Ethereum sedang dalam proses transisi ke model PoS di bawah pembaruan Ethereum 2.0.

Contoh platform blockchain yang mengurangi dampak lingkungan dari NFT adalah Marketplace NFT Binance, menggunakan jaringan Proof of Staked Authority (PoSA) – kombinasi Proof of Authority (PoA) dan PoS – jaringan yang ramah lingkungan, hemat energi, dan berkelanjutan. Hal ini membuat Marketplace NFT Binance semakin tidak menggunakan blockchain secara intensif adalah fakta bahwa marketplace NFT Binance dapat diakses oleh semua pengguna tanpa perlu memiliki banyak akun.

NFT Lebih dari Sekadar Jejak Lingkungannya

Mengingat kasus penggunaannya yang luas sebagai bukti kepemilikan dan instrumen digitalisasi aset dunia nyata, NFT bernilai lebih daripada sekadar sensasi seiring dengan naiknya popularitas NFT. NFT merupakan aset kripto yang paling bisa diterapkan karena nilai kegunaannya yang berfungsi sebagai peralihan ke Web 3.0 – evolusi Internet decentralized (terdesentralisasi) dan cerdas – menjadi mungkin.

Beberapa NFT juga mendukung tujuan baik seperti amal, karena memungkinkan para kreator dan seniman menerima penghargaan yang adil atas kreativitas mereka dan memastikan bahwa semua orang patuh terhadap hak kekayaan intelektual. Potensi NFT baru saja dimanfaatkan dan banyak platform bergabung untuk mempromosikan manfaat yang dapat ditawarkan oleh teknologi.

Dalam upaya untuk mendukung potensi besar NFT, Binance juga telah meluncurkan berbagai drop premium dalam esports, olahraga, gaming, dan seni untuk lebih memberdayakan komunitas. Acara NFT for Good (NFT untuk Kebaikan) yang diselenggarakan oleh Marketplace NFT Binance dan Binance Charity merupakan salah satu contoh bagaimana NFT memberikan kesempatan kepada para seniman untuk mengubah kreativitas mereka menjadi upaya kebaikan sosial guna diberikan kembali kepada masyarakat. 

Kesimpulan

Transaksi berbasis blockchain yang mendukung NFT memang mengeluarkan sejumlah CO2. Dalam upaya untuk mengurangi dampak ini, banyak kreator dan marketplace NFT mencari alternatif dan terus meningkatkan industri. Jaringan blockchain besar juga bergabung dengan transisi ke model yang lebih hemat energi seperti PoS.

Potensi dari penerapan NFT dalam dunia nyata sangat luas. Setiap inovasi teknologi jelas akan memiliki jejak lingkungan (footprint), baik itu berupa mesin pembakaran internal, AI, machine learning, atau smartphone. Semua itu membutuhkan kapasitas produksi dan energi untuk menjalankannya. Namun, berlalunya waktu, terjadi peningkatan pada teknologi yang sudah ada, seperti halnya mobil listrik yang mulai menggantikan mesin pembakaran internal secara bertahap. Inovasi sangat penting untuk kemajuan, demikian juga penting untuk menemukan keseimbangan dan inovasi blockchain – khususnya dalam NFT – sudah mengambil langkah dalam aspek tersebut. 

Baca artikel bantuan berikut untuk informasi lebih lanjut: